Langsung ke konten utama

Semiotika Dalam Film Story Of Kale : When Someone's In Love



Pendahuluan

Film adalah salah satu karya seni audio visual yang bersifat kompleks yang terdiri dari beberapa jenis jenis seni yang ada yang disatukan menjadi karya seni audio visual yang memiliki alur dan scenario serta pemeran-pemeran yang lebih dari satu.

Dala, proses pembuatan film, tidaklah semudah yang dibayangkan, dalam pembuatan film ini diperlukan pemikiran-pemikiran serta kemampuan artistik yang tidak sembarangan dalam tahap penyusunan alur scenario diperlukan gagasan-gagasan yang diambil dari banyak hal, entah Novel, Buku, ataupun kejadian yang pernah terjadi sebelumnya ataupun sehari-hari. Salah satu film yang mengambil gagasan dari kehidupan sehari-hari yang menyinggung perihal gejolak emosi yang ada pada manusia adalah Film Story Of Kale : When Someone’s In Love yang disutradarai Angga Dwimas Sasongko pada tahun 2020.

Film Story Of Kale : When Someone’s In Love bercerita tentang sepasang insan yang saling jatuh hati namun perjalanan cinta mereka pada awalnya dilandasi atas dasar ingin menyembuhkan salah satunya yaitu Dinda yang baru saja terlepas dari hubungan toxic namun berakibat pada kontrol berlebihan dan juga miskomunikasi di keduanya yang menyebabkan maslah gejolak dalam hubungan.

Dalam tulisan akan membahas tentang unsur Semiotika yang terkandung pada Film Story Of Kale : When Someone’s In Love, terutama menggunakan sudut pandang semiotika visual.

Berbicara mengenai tanda-tanda tidak bisa terlepas dari hal Semiotika, sebelum kita membahas perihal apa itu tanda, kita bisa mencoba menjabarkan tentang apa itu Semiotika. Semiotika dikenal luas sebagai ilmu tentang tanda-tanda, semiotika juga dikenal sebagai ilmu yang membicarakan hubungan tanda-tanda dengan berbagai aspek diluar darri tanda. Semiotika itu sendiri terdiri dari Penanda dan Tinanda yang menjadi kerangka saat membahas tentang semiotika.

Semiotika digagas pertama kali oleh Ferdinand de Saussure. Namun Ferdinand De Saussure berfokus pada tanda – tanda dalam Bahasa, karena berkaca pada latar belakang De Saussure yaitu ahli linguistik yang membuat De Saussure lebih berfokus ke bagian Bahasa. Namun perjalanan Semiotika tidak hanya berhenti di De Saussure, setelahnya muncul juga ahli semiotika yang lain seperti Charles Sanders Peirce. 

Isi

Bentuk Formal : Film 

Penanda : Representasi Emosi yang bergejolak dalam asmara manusia yang timbul dari rasa empati yang dimaknain secara semiotika melalui perubahan pada perilaku danjuga cara berkomunikasi

Tinanda : Perubahan Pemahaman Kale yang awalnya menganggap bisa membahagiakan Dinda dengan cara mengandalkan kebahagiaannya sendiri kepada orang lain yaitu Dinda

Pada Film Story Of Kale: When Someone's in Love ini menggunakan salah satu cara mengkaji sesuatu yaitu cara Semiotika yang digagas oleh Ferdinand De Saussure, yaitu prinsip yang mengatakan bahwa bahsa adalah suatu sistem tanda dan setiap tanda yang tersusun dari dua bagian yaitu Penanda dan Tinanda.

Scene 1

Pada Scene di menit-menit awal ini adalah scene setelah Dinda dan Pacarnya saat itu Bernama Argo sehabis bertengkar dan Kale menyaksikan saat Dinda menangis di ruang ganti Band yang dibawahi Dinda.


Penanda : Ekspresi wajah Kale menampakkan ekspresi heran dan terlihat sedikit kesal yang terlihat dari Gerakan alisnya yang mengarah ketengah seperti orang marah.

Tinanda : Scene ini menggambarkan Kemarahan Kale terhadap pacar Dinda yang berlaku kasar dan arogan terhadap Dinda. Kale merasakan kalau Argo bukanlah pacar yang baik untuk Dinda dan Kale berinisiatif untuk menolong Dinda.


Scene 2

Pada Scene pertengahan ini adalah saat Kale menyatakan cintanya kepada Dinda saat sedang berada di Rest Area


Penanda : Scene ini adalah Scene pertengahan dimana Kale menyatakan rasa Cintanya kepada Dinda yang sudah lama ia pendam, terlihat dari dialog Kale kepada Dinda yang menyatakan “Aku mau hubungan ini punya nama, dan itu bukan teman”.

Tinanda : Kale menyadari kalau dia memiliki rasa ke Dinda dan ingin memiliki sekaligus membahagiakan Dinda, rasa yang awalnya berangkat pada rasa simpati Kale terhadap Dinda yang terjebak pada Toxic Relationship yang berujung pada rasa cinta Kale terhadap Dinda yang melebihi rasa cinta sebagai seorang sahabat.


Scene 3

Scene ini sebetulnya bukan bagian dari akhir film namun scene ini merupakan titik anti klimaks dari film ini, Scene ini adalah saat Kale Dan Dinda. Dinda mengharuskan Kale untuk  melepas Dinda pergi yang sebelumnya menyebabkan mereka berebut kunci rumah. Kale tidak ingin Dinda Pergi dan Dinda ingin Kale melepasnya karena dia sudah melakukan kesalahan fatal dalam hubungan, yaitu selingkuh. Yang akhirnya berujung pada sikap Kale yang akhirnya mengikhlaskan Dinda pergi.


Penanda : Dalam scene ini terdapat dialog dari Kale ke Dinda yaitu “Apa sih yang dia kasih ke kamu yang mana aku ga bisa kasih” yang berujung pada penjelasan alasan kenapa Dinda selingkuh dari Kale

Tinanda : Dalam Scene dan dialog-dialog yang terjadi di scene ini menggambarkan kalau hubungan Kale dan Dinda sudah diujung tanduk dan juga sikap denial Kale yang tidak bisa menerima kenyataan kalau Dinda selingkuh dari Kale harus melepas Dinda pergi dan juga menerima kenyataan kalau Dinda tidak suka dikekang dan dicurigai Kale dan selalu dipaksa Kale untuk menggali apa yang ada didirinya yang itu membuat Dinda tidak nyaman.

 

Kesimpulan

Pada Film Story Of Kale : When Someone’s In Love ini terdapat penggambaran bagaimana sulitnya Kale dalam mempertahankan hubungannya dengan Dinda yang juga merupakan representasi dari lingkungan sosial bagaimana kenyataan bahwa kisah cinta itu tidak selalu indah dan berakhir Bahagia serta pengtingnya keterbukaan satu sama lain didalam hubungan agar masing-masing invidu yang ada di hubungan tersebut saling mengerti dirinya masing-masing.

Sekian Tulisan saya mengenai objek kajian seni Rupa dan Desain, kurang lebihnya mohon maaf

Semoga bermanfaat

Terima kasih

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Jurnal Referensi

  1.     1.    Judul             : Memahami Persepsi Visual: Sumbangan Psikologi Kognitif Dalam Seni dan Desain Tahun          :2014 Penulis        : Dr. Margaretha Margawati van Eymeren Publikasi     :  https://ejournals.umn.ac.id/index.php/FSD/article/view/387   Latar Belakang Penelitian : Tulisan ini bertujuan untuk memperlihatkan bagaimana psikologi kognitif menjelaskan terjadinya proses persepsi visual. Apa saja yang berada di alam semesta, dimana manusia termasuk di dalamnya, yang memungkinkan manusia dapat mengenali, memahami, mengkon [1] struksikan kembali hal-hal yang dialami kedalam sebuah karya kreatif berupa seni dan desain. Bagaimana lewat bias persepsi, proses kreatif dalam seni dan desain dapat mengarahkan persepsi ke [1] pada tujuan tertentu. Sekaligus memperlihatkan bagaimana manusia tetap memiliki cara kreatif dalam memanfaatkan bias persepsi untuk mengatasi pengarahan persepsi kepada tujuan tertentu.   2.    2.    Judul             : Semiotika Analisi

Alternatif Kajian Selain Kajian Semiotika

Kajian yang dapat digunakan dalam mengkaji sesuatun adalah Kajian Etimologi, terutama untuk meninjuau seni rupa dan desain. Pengertian dari kajian etimologi dapat diartikan melalui kata Etimologi Etimologi berarti merincikan pengertian dari suatu hal dari masing masing kata dasar yang terangkai atau bisa disebut juga sebagai pencarian melalui asal-usul kata dasar dari suatu hal. Seperti kata kajian yang berasal dari kata kaji Dalam kata kaji dapat memiliki arti-arti seperti : - Berarti sebuah aktifitas yang berkaitan dengan pikiran seperti mengamati, membaca, menyelidiki, memikirkan, dan juga mempertimbangkan hingga mencapai titik dapat menyimpulkan apa yang dikaji - Berarti Nilai atau cerminan dari suatu aktifitas. Dalam pengkajian bisa menjadi salah satu jalur untuk mencapai pemahaman Ilmu sampai di titik Wisdom   atau kebijaksanaan   dimana kita sudah betul-betul paham yang tidak hanya sekedar paham dalam teori tapi juga dalam praktik dan hingga akhirnya sampai di titik dapat meny

Semiotika dan Tanda dalam keseharian

 Berbicara mengenai tanda-tanda tidak bisa terlepas dari hal Semiotika, sebelum kita membahas perihal apa itu tanda, kitab isa mencoba menjabarkan tentang apa itu Semiotika. Semiotika digagas pertama kali oleh Ferdinand de Saussure. Namun Ferdinand De Saussure berfokus pada tanda – tanda dalam Bahasa, karena berkaca pada latar belakang De Saussure yaitu ahli linguistik yang membuat De Saussure lebih berfokus ke bagian Bahasa. Namun perjalanan Semiotika tidak hanya berhenti di De Saussure, setelahnya muncul juga ahli semiotika yang lain seperti Charles Sanders Peirce, yang menurunkan juga perihal Semiotika Visual yang akan dibahas juga di tulisan ini. Semiotika dikenal luas sebagai ilmu tentang tanda-tanda, semiotika juga dikenal sebagai ilmu yang membicarakan hubungan tanda-tanda dengan berbagai aspek diluar darri tanda. Semiotika itu sendiri terdiri dari Penanda dan Tinanda yang menjadi kerangka saat membahas tentang semiotika. Semiotika bekerja dengan cara memecahkan kandungan